KRITIK MENGENAI TEKNOLOGI MAJU
Berikut ini pendapat beberapa
ahli dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan tentang dampak dari perkembangan
teknologi bagi masyarakat :
1. LEWIS MUMFORD
Beliau adalah pengamat masalah
sosial dan pakar dalam masalah lingkungan hidup. Dia banyak menulis buku sejak
tahun 1922 yang mengulas banyak hal tentang masalah sosial dan teknologi. Isu
yang dibahas dalam karya tulisnya mencakup kekuasaan, sentralisasi, mekanisasi,
dan kendali. Mumford tidak terlalu terganggu dengan Isu digantikannya tenaga
manusia, baik dalam bentuk keteranpilan maupun keahlian dalam suatu proses
produksi. Mungkin yang patut disayangkan adalah digantikannya kemampuan
berpikir manusia oleh komputer karena adanya proses pendelegasian wewenang
dalam pengambilan keputusan.
Inisiatif manusia akan surut
perannya dalam kehidupan masyarakat. Sistem atau organisasi menjadi serba tahu
dan serba kuasa. Manusia sebagai anggota masyarakat, baik pakar ilmu ,
insinyur ataupun pemakai harus tunduk pada aturan main yang ada, walaupun harus
mengorbankan cara hidup yang secara tradisional dianggap layak.
Komputer dan
peranya dalam otomasi hanyalah satu langkah dalam perjalanan umat manusia
dengan pilihan yang semakin terbatas. Bukan kehendak siapapun bahwa teknologi
seolah-olah memperbudak manusia oleh karena keputusan dalam menerapkan
teknologi, dilakukan secara sadar.
Dengan kemauan
dan kemampuan kita, dapat saja diciptakan masyarakat dimana spontanivitas,
kreativitas dan kebebasan memilih dapat dihargai. Akan tetapi bila setiap
keputusan atau setidaknya keputusan yang penting diserahkan kepada komputer,
dampaknya akan cukup merugikan bagi masyarakat.
Dalam hal ini ketergantungan
masyarakat pada komputer menjadi besar, padahal komputer tersebut diprogram
sesuai dengan keinginan para pemimpin dan pengelola.
2. SIEGFRIED
GIDEON
Karya yang
terkenal adalah Mechanization Takes Command, terbit tahun 1948. Beliau amat
prihatin dengan timbulnya kenyataan bahwa mesin mulai menggantikan manusia
dalam proses produksi.
Dia menilai
bahwa manusia masih memiliki potensi yang besar untuk ikut aktif dalam proses
karena kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan. Contoh yag
diketengahkan adalah dilema pabrik roti. Mekanisasi pembuatan roti ternyata
menghilangkan sentuhan manusiawi yang justru amat menentukan kualitas roti.
Dalam pembuatan
tepung gandum cenderung menghasilkan tepung yang halus dan putih. Bila perlu
selama proses berlangsung ditambahkan zat pemutih, bahan pengawet makanan,
vitamin atau zat yang bermanfaat lainnya yang bersifat kimiawi.
Dalam pembuatan
tepung tradisional tidak dilakukan penambahan apapun. Dengan ketelitian,
keahlian dan pengalaman manusia, kehilangan zat-zat tersebut dapat dihindari
dan tepung yang dihasilkan tetap bermutu tinggi walaupun warnanya tidak selalu
putih.
Mekanisasi
produksi roti tidak hanya mengurangi sentuhan manusiawi tapi juga lapangan
kerja. Kualitas roti yang dihasilkan juga tidak selezat roti yang diolah secara
tradisional.
3. HERBERT
MERCUSE
Beliau adalah
seorang pakar filsafat (philosopher) dan teori politik. Ia banyak mengulas
tentang Sigmund Freud dan Karl Marx. Mercuse banyak menyoroti hubungan antara
kekuatan politik dan kualitas kehidupan manusia. Dia menganalisis pertumbuhan
teknologi khususnya dalam sistem kapitalis dan dampaknya terhadap kehidupan
umat manusia.
Mercuse percaya
bahwa ada hubungan yang kokoh antara kekuatan politik dan teknologi yang
didukung secara kuat oleh pemerintah. Kekuatan politik ini menjangkau seluruh
segi kehidupan Materi 2 Komputer & Masyarakat
masyarakat
dan membuka jalan untuk memasyarakatkan teknologi dengan alasan produktivitas.
Mercuse percaya bahwa otomatisasi akan membawa masyarakat kepada alam sosialis,
karena kegagalan dari mesin-mesin produksi para kapitalis. Bila para pekerja
telah menguasai jalannya produksi, mereka akan mengubah tempat kerja mereka
menjadi lebih manusiawi dan membebaskan diri dari pekerjaan yang membosankan
dan berbahaya.
Tujuan manusia
bukan lagi untuk mengeruk keuntungan yang besar tetapi untuk meningkatkan
harkat dirinya sendiri. Mercuse percaya bahwa kebebasan yangsebenarnya akan
muncul karena adanya otomasi.
4. NORBERT
WIENER
Dikenal sebagai
bapak dari cybernetics, ahli matematika ini menaruh banyak perhatian tentang
dampak sosial dari otomasi. Cybernetics dan otomasi sangat erat hubungannya.
Cybernetics
adalah kendali dan komunikasi pada binatang dan mesin. Titik sentral dari
cybernetics adalah umpan balik (feedback). Dalam sistem ini tindakan
dikendalikan dengan cara melakukan pemantauan terus menerus antara keadaan saat
ini (current state) dan keadaan yang diinginkan (desired state).
Prinsip ini
berlaku juga pada otomasi industri. Wiener beranggapan bahwa peralatan
berfungsi sama dengan buruh. Manusia harus bersaing dengan mesin dan menerima
nasib yang sama dalam ukuran ekonomi. Artinya biaya yang dikeluarkan untuk
buruh tidak akan lebih besar dari biaya operasi mesin, untuk jumlah produksi
yang sama. Beliau melihat kemungkinan membengkaknya pengangguran pada saat
penggunaan mesin meluas.
Pada bukunya
yang kedua, Wiener merasa kekhawatirannya tentang perubahan teknologi telah
mulai dimengerti oleh dunia usaha. Telah tercapai kesepakatan umum bahwa pada
mulanya, teknologi baru akan mengurangi lapangan kerja akan tetapi kemudian
akan menciptakan lapangan kerja baru.
Di lain pihak,
Wiener khawatir dengan keperkasaan komputer yaitu semakin jauhnya beda
kecepatan antara manusia dengan komputer. Perbedaan ini dapat menimbulkan
masalah. Manusia harus mampu untuk mengendalikan komputer, bukan sebaliknya.
Komputer harus dapat didayagunakan untuk membantu masyarakat.
Kekhawatiran
umat manusia pada teknologi sudah berjalan sejak abad kedelapan belas. Pada
saat lahirnya teknologi baru, selalu timbul perasaan tersaingi, terdesak dan
perasaan ketidakpastian dalam masyarakat. Keadaan ini secara perlahan akan
berubah, baik karena terjadi pergeseran struktur masyarakat sebagai akibat dari
teknologi baru, ataupun karena masyarakat mulai dapat memanfaatkan teknologi
tersebut.
Menurut pendapat saya dari semua kritik para toko diatas dapat disimpulkan sebagai berikut
adalah bahwa dengan perkembangan teknologi
saat ini membuat manusia jaman sekarng menjadi pemalas,menjadi kan manusia
saling bersaing,menjadikan manusia egois dan mementingkan diri sendiri.
Membuat lapangan
pekerjaan jadi menyempit sehingga banyak penganguran dimana-mana.
Teknologi pada umumnya akan menjadi pelayan
masyarakat. Hal yang sama tentunya berlaku pula bagi komputer, suatu teknologi
baru yang saat ini sedang berkembang.
Pada satu sisi, perkembangan dunia teknologi yang
demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan
peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut
kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat
mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot
manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitupun dengan
telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah
sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu
dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan teknologi yang telah kita capai
sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan
kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Namun, pada sisi lain, pesatnya
kemajuan teknologi ternyata juga cukup banyak membawa pengaruh negatif. Semakin
kuatnya gejala “dehumanisasi”, tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dewasa ini,
merupakan salah satu oleh-oleh yang dibawa kemajuan teknologi tersebut. Bahkan,
sampai tataran tertentu, dampak negatif dari peradaban yang tinggi itu dapat
melahirkan kecenderungan pengingkaran manusia sebagai homo-religousus atau
makhluk teomorfis.
Bagi masyarakat sekarang, teknologi sudah merupakan suatu religion. Pengembangan teknologi dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja teknologi sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Teknologi diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagian dan imortalitas.
Sumbangan teknologi terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif teknologi terhadap kehidupan umat manusia.
Kalaupun teknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab teknologi hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja teknologi tidak mengenal moral kemanusiaan,oleh karena itu teknologi tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.
Dari segala dampak terburuk dari perkembangan teknologi adalah dampak terhadap perilaku dari manusia penciptanya. Teknologi telah membuat sang penciptanya dihinggapi sikap over confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula terhadap sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara Barat) terhadap pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang melekat sejak lahirnya revolusi industri.
Oleh karena itu, dalam menghadapi fenomena ini pemerintah dianggap perlu mengembangkan suatu sistem pendidikan yang berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi tersebut. Tujuannya sangat sederhana, membuat pelajar-pelajar di negeri kita dapat bersaing dan mengejar ketertinggalan dari pelajar di negeri maju tanpa perlu kehilangan nilai-nilai kemanusian dan budaya yang kita miliki. Atau dengan kata lain, peserta didik di jenjang pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali pendidikan teknologi guna menuju masyarakat yang “melek teknologi” yaitu bercirikan mampu mengenal, mengerti, memilih, menggunakan, memelihara, memperbaiki, menilai, menghasilkan produk teknologi sederhana, dan peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan teknologi.
Bagi masyarakat sekarang, teknologi sudah merupakan suatu religion. Pengembangan teknologi dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja teknologi sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Teknologi diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagian dan imortalitas.
Sumbangan teknologi terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif teknologi terhadap kehidupan umat manusia.
Kalaupun teknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab teknologi hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja teknologi tidak mengenal moral kemanusiaan,oleh karena itu teknologi tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.
Dari segala dampak terburuk dari perkembangan teknologi adalah dampak terhadap perilaku dari manusia penciptanya. Teknologi telah membuat sang penciptanya dihinggapi sikap over confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula terhadap sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara Barat) terhadap pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang melekat sejak lahirnya revolusi industri.
Oleh karena itu, dalam menghadapi fenomena ini pemerintah dianggap perlu mengembangkan suatu sistem pendidikan yang berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi tersebut. Tujuannya sangat sederhana, membuat pelajar-pelajar di negeri kita dapat bersaing dan mengejar ketertinggalan dari pelajar di negeri maju tanpa perlu kehilangan nilai-nilai kemanusian dan budaya yang kita miliki. Atau dengan kata lain, peserta didik di jenjang pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali pendidikan teknologi guna menuju masyarakat yang “melek teknologi” yaitu bercirikan mampu mengenal, mengerti, memilih, menggunakan, memelihara, memperbaiki, menilai, menghasilkan produk teknologi sederhana, dan peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan teknologi.
Komentar
Posting Komentar